"Yang bisa menghadapi, hanya satu, anak-anak muda, youthers, kalau kayak saya sudah ketinggalan banyak," kata Presiden saat membuka Acara Young on Top National Conference 2018, di Jakarta, Sabtu.
Kepala Negara mengakui bahwa jika bicara masalah perkembangan teknologi dengan anaknya yang bungsu, Kaesang Pangarep, sering tidak nyambung.
Untuk itu, Presiden Jokowi berharap para pemuda harus bisa menangkap setiap peluang yang ada terkait pesatnya perkembangan teknologi yang terjadi pada saat ini.
Di depan para peserta Young on Top National Conference 2018, Presiden kembali mengingatkan bahwa perubahan dunia sangat cepat sekali.
"Revolusi industri 4.0 sudah bergerak dan ada di depan mata kita. kita tahu artificial intelligence. Kita baru belajar, keluar lagi advance robotic, baru belajar keluar lagi, 3D printing yang kalau kita tonton bangun rumah hanya 24 jam, hanya satu hari," ungkap Jokowi.
Presiden juga cerita tentang pengalamannya saat berkunjung ke Silicon Valley Amerika Serikat, ketika berkunjung ke kantor Facebook bisa main tenis meja secara virtual.
Dia juga menceritakan saat ke kantor Google yang bisa mendeteksi keberadaan ikan di laut, sehingga bisa dikembangkan di Indonesia untuk membantu para nelayan.
Kepala Negara menilai perkembangan teknologi harus diantisipasi, karena bicara teknologi perlu memiliki ide-ide atau gagasan besar.
"Seperti Tesla Elon Musk, hyperloop, space-X teknologi ini merupakan ide-ide besar dan para investor yang menghampiri," jelasnya.
Presiden juga mengungkapkan bahwa ada dua hal untuk melihat perkembangan teknologi, yakni ada tantangan yang harus dihadapi dan ada peluang yang harus diketahui.
"Opportunity-nya inilah yang akan membawa sebuah negara maju atau tidak maju ke depannya," kata Jokowi.
Untuk itu, Presiden berharap para pemuda harus bisa mempersiapkan dan mengantisipasi revolusi industri 4.0.
Baca juga: Presiden: Pemuda jangan takut bersaing dan berani ambil risiko bisnis
Pewarta: Joko Susilo
Editor: Risbiani Fardaniah
COPYRIGHT © ANTARA 2018
No comments:
Post a Comment