Pages

Friday, September 14, 2018

Laporan Asia Sentinel soal SBY Menghilang

Jakarta: Laporan investigasi dari pendiri Asia Sentinel, John Berthelsen, berjudul 'Indonesia’s SBY Government: Vast Criminal Conspiracy', raib di lamannya. Laporan yang muncul pada 11 September 2018 itu menjadi perbincangan di Indonesia karena menuding Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) melakukan kejahatan korupsi luar biasa.

Pada Kamis, 13 September 2018, Medcom.ID masih sempat bisa mengakses laman tersebut. Namun, pada Jumat, 14 September 2018, pagi, tulisan itu sudah tak ada. Hanya ada tulisan dengan huruf kapital 'page not found'. 

Artikel kreasi John Berthelsen ini mengulas hasil investigasi kasus bailout Bank Century. Dalam tulisannya, John menyebut pemerintah SBY telah melakukan konspirasi kriminal terbesar yang mencuri dana USD12 miliar dari pembayar pajak dan mencucinya melalui bank-bank internasional.

Dari hasil investigasi setebal 488 halaman tersebut disebutkan ada 30 pejabat yang terlibat dalam kasus ini. Hasil investigasi ini diajukan ke Mahkamah Agung Mauritania bulan lalu.

Laporan analisis forensik yang diketahui sebagai bukti, dikompilasi oleh satuan tugas penyidik dan pengacara dari Indonesia, London, Thailand, Singapura, Jepang, dan negara-negara lain.

Kasus ini diduga melibatkan serangkaian lembaga keuangan internasional termasuk Nomura, Standard Chartered Bank, United Overseas Bank (Singapore), dan lain-lain.

Banyak penipuan yang diduga memanipulasi status bank gagal PT Bank Century Tbk pada 2008 dan yang dikenal sebagai 'Bank SBY', referensi untuk Presiden Susilo Bambang Yudhoyono.

Dana itu diyakini berisi dana gelap yang terkait dengan Partai Demokrat yang dipimpin Yudhoyono. Bank ini direkapitalisasi pada 2008 dan berganti nama menjadi Bank Mutiara.

Setelah dinyatakan bangkrut pada 2008, Bank Century diakuisisi Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) dan melakukan rekapitalisasi serta mengubah namanya menjadi Bank Mutiara.

Dalam hasil investigasi yang termaktub dalam berkas gugatan Weston Capital Internasional, kasus tersebut berlanjut saat J Trust, bank besar asal Jepang, secara tiba-tiba menawarkan dana USD989,1 juta atau setara Rp 14 triliun untuk membeli Bank Mutiara pada 2013.

Sumber pendanaan penawaran dari J-Trust tidak pernah teridentifikasi. Namun,  J Trust mampu mengakuisisi Bank Mutiara pada 2014. Dalam laporan investigasi itu disebut akuisisi disetujui oleh sejumlah pejabat Indonesia.

Para pejabat Indonesia sepakat J Trust sebagai pihak yang paling cocok membeli Bank Mutiara. Padahal, J trust tak mengelola bank tersebut selazimnya bank komersial.

(UWA)

Let's block ads! (Why?)

http://news.metrotvnews.com/hukum/0Kv78LrN-laporan-asia-sentinel-soal-sby-menghilang

No comments:

Post a Comment