Analis Monex Investindo Futures, Faisyal di Jakarta, mengatakan bahwa dolar AS cenderung melemah terhadap beberapa mata uang dunia setelah munculnya kabar mengenai pembicaraan dagang antara Amerika Serikat dan Tiongkok yang menghasilkan kemajuan meski tidak signifikan.
"Kedua negara itu bertukar pandangan tentang bagaimana mencapai keadilan, keseimbangan, dan timbal balik dalam hubungan ekonomi," katanya.
Ke depannya, lanjut dia, investor kemungkinan akan fokus pada pidato ketua Federal Reserve Jerome Powell yang akan dijadwalkan pada pertemuan tahunan bankir di Jackson Hole, Wyoming.
"Pasar menaruh perhatian pada the Fed setelah Presiden AS Donald Trump kurang menyetujui kenaikan suku bunga Fed," katanya.
Analis Senior CSA Research Institue Reza Priyambada mengatakan apresiasi rupiah relatif terbatas mengingat masih minimnya sentimen baru dari dalam negeri.
"Pelaku pasar uang diharapkan tetap mencermati dan mewaspadai berbagai sentimen yang dapat membuat rupiah kembali melemah," katanya.
Sementara itu, dalam kurs tengah Bank Indonesia Jumat (24/8), tercatat mata uang rupiah melemah menjadi Rp14.655 dibanding sebelumnya (23/8) di posisi Rp14.520 per dolar AS.
Pewarta: Zubi Mahrofi
Editor: Ahmad Buchori
COPYRIGHT © ANTARA 2018
No comments:
Post a Comment