Kedua andalan tuan rumah itu tercecer di peringkat ke-13 dan 15 pada pada akhir blok kedua nomor pertandingan tersebut. Tannya mengumpulkan skor 3579 dan Nadia mengemas skor 3505.
Sementara itu atlit putri Jepang, Mirai Ishimoto hingga blok kedua memimpin dengan angka tertinggi 3948 pin. Atlet bernomor punggung 118 itu menunggu pemenang pada pertandingan tangga utaran I antara duo Korea Selatan Lee Nayoung dan Lee Yeonji. Nayoung pada akhir blok kedua mengumpulkan nilai 3854 pin dan Lee Yeonji mengumpukan 3847 pin.
Dengan hasil tersebut, kedua andalan Indonesia itu terhenti pada babak blok dua dan gagal mempersembahkan medali bagi kontingen Merah Putih. Pada dua nomor sebelumnya yakni trio putri dan beregu 6 putri, juga tak berhasil mengasilkan sekeping medalipun.
Selain itu, dipastikan puka tim boling Indonesia gagal meraih target dua medali emas pada ajang Asian Games 2018 ini.
Mengomentari kegagalan tim putri Indonesia, manajer tim Ronny Arnold Silalahi mengakui atletnya belum bisa menghadirkan medali emas, kendati pada babal all event Tannya dan Nadia tampil dengan point cukup tinggi.
"Tannya sebenarnya tampil terus menanjak, meski diakui ia sempat turun performancenya pada game keempat dengan hanya meraih 193 pin. Demkian juga Nadia juga kurang bagus pada game kelima. Secara keseluruhan averange permainanya juga pada kisaran 221, di bawah performance mereka dalam latihan 224-225 ," kata Ronny.
Di sisi lain, ia juga kaget dengan peningkatan performance atlet-atlet muda Korea dan Jepang, dan juga Hongkong. Ia mencontohkan Ishimoto Mirai merupakan pemain muda, namun tampil melejit.
"Atlet kita sudah melakukan upaya maksimal bahkan latihan lebih lama di Jakabaring ini. Namun mereka lebih siap dan ada lonjakan performance dibandingkan dalam beberapa pertemuan kami di sejumlah kejuaraan," kata Ronny menambahkan.
Baca juga: Tim boling putri Indonesia raih perunggu
Pewarta: Syarif Abdullah
Editor: AA Ariwibowo
COPYRIGHT © ANTARA 2018
No comments:
Post a Comment