Kapolres Lombok Timur AKBP M Eka Fathurrahman di Lombok Timur, Minggu mengatakan kegiatan pemulihan trauma itu dilaksanakan di posko darurat sekolah yang ada di SDN 1 Obel-obel, Kecamatan Sambelia.
"Bentuk kegiatannya (trauma healing) kami laksanakan dengan pola permainan yang beredukasi," kata Eka.
Dalam kegiatan sosialnya, Polwan Polres Lombok Timur juga memberikan bingkisan berupa peralatan sekolah maupun mainan anak-anak.
"Dengan kegiatan ini kami berharap semoga bisa memberikan dampak baik bagi pemulihan trauma mereka (anak-anak korban gempa)," ujarnya.
Baca juga: ACT dampingi anak korban reruntuhan gempa Lombok
Lebih lanjut, Eka mengatakan bahwa kegiatan pemulihan trauma bagi anak-anak korban gempa bumi yang sampai saat ini masih bertahan di posko dan tenda-tenda pengungsian bersama orang tuanya, merupakan bagian terpenting dari program pemulihan pascagempa.
"Perkembangan psikologis anak-anak itu sangat penting. Jadi kegiatan semacam ini harus sering kita berikan dan kemungkinan akan kami laksanakan secara rutin," ucapnya.
Menurut data Tim Pos Pendidikan (Timposdik) Gempa Lombok, ada 722 siswa dari 11 sekolah yang ada di Kecamatan Sambelia tinggal di posko pengungsian.
Pascagempa berkekuatan 6,4 Skala Richter yang mengguncang Pulau Lombok dan sekitarnya pada Minggu (29/7) pagi, lima siswa di Kecamatan Sambelia dilaporkan meninggal dunia akibat tertimpa reruntuhan bangunan.
Pewarta: Dhimas Budi Pratama
Editor: Zita Meirina
COPYRIGHT © ANTARA 2018
No comments:
Post a Comment