Jakarta: Menteri Kesehatan Nila F Moeloek meninjau langsung program pelayanan Rumah Sakit Masuk Kampung (Rampung) di Teluk Bintuni, Papua Barat. RS Apung Bintuni Sehat ini bertujuan menjangkau masyarakat yang berada di daerah sulit terjangkau.
Nila menyebut, terobosan semacam ini diperlukan untuk negara berbasis kepulauan, seperti Indonesia. "Saya juga melihat penduduk perlu mendapatkan pelayanan kesehatan. Meskipun biaya operasional cukup besar, terobosan ini harus dilakukan," ujar Nila saat memantau RS Apung Teluk Bintuni, Rabu, 30 Agustus 2018.
Tak hanya di laut, Kemkes juga memiliki pelayanan flying health care untuk daerah terpencil. Salah satunya saat penanganan kasus campak dan gizi buruk di Asmat, Papua.
RS Apung Bintuni Sehat ada sejak tahun 2016 dan telah beberapa kali beroperasi untuk merawat penduduk di daerah pesisir, seperti Babo, Tofoi, dan Aranday. Perjalanan yang dilakukan normalnya 5-7 hari dengan menghampiri beberapa kampung.
Adapun, waktu yang diperlukan dari satu kampung ke kampung lain sekitar lima jam. "Waktu untuk satu kampung tidak menentu, tergantung jumlah penduduk. Kalau banyak, bisa 1-2 hari. Kalau sedikit, bisa setengah hari kemudian lanjut ke kampung lain," ujar dokter jaga, dr. Irwanto, Sp.OG.
Sejumlah fasilitas disiapkan di kapal tersebut, antara lain ruang tindakan untuk melakukan operasi, ruang pemeriksaan dan ruang USG. Untuk ruang tindakan, sejauh ini masih menangani operasi minor seperti pendarahan.
Fasilitas di RS Apung Bintuni Sehat - Medcom.id/Sri Yanti Nainggolan.
Dalam satu kali perjalanan, tim medis terdiri dari tiga perawat dan dua dokter spesialis dengan kapasitas maksimal 30 orang. Dokter spesialis yang wajib ikut adalah dokter kandungan, sementara dokter spesialis lainnya bergantian antara dokter anak dan dokter penyakit dalam.
"Dokter kandungan pasti ada karena untuk ibu hamil, perlu lihat USG," ujar tim medis lainnya, Bidan Ni'ma.
Ni'ma mengaku raspons penduduk terkait layanan ini sangat baik. Masyarakat sangat bersyukur karena selama ini kesulitan menjangkau fasilitas kesehatan yang hanya ada di daerah kota.
Sejauh ini, pelayanan gratis di bawah pengawasan RSUD Kabupaten Teluk Bintuni ini, hanya bermasalah dengan alam. Seperti cuaca atau ombak yang membuat durasi ke kampung tujuan terhambat.
Meski baru berjalan beberapa kali, Hironimus Suri selaku penanggung jawab RS Apung Teluk Bintuni berharap, kapal tersebut bisa berjalan sesuai rencana. Yaitu sebulan sekali, atau secara fleksibel untuk kepentingan warga Teluk Bintuni.
Menkes Nila F Moeloek melihat kegiatan pemberian imunisasi bulanan di Posyandu Tambesiri - Medcom.id/Sri Yanti Nainggolan.
Selain meninjau RS Apung Teluk Bintuni, Menkes Nila juga mampir ke Posyandu Tambesiri di Kampung Lama untuk melihat kegiatan pemberian imunisasi bulanan dan berbincang dengan beberapa warga sekitar.
Nila juga mendatangi SD YPKK Picetehi Sibena untuk melihat kegiatan imunisasi measles rubella (MR). Papua Barat menduduki peringkat tertinggi dalam pencapaian nasional, yaitu 64,97 persen dari target 95 persen.
"Untuk Teluk Bintuni sendiri, telah mencapai sasaran sebanyak 18.269 anak (presentase 101,2 persen) dengan cakupan 18.538 anak," ujar Kepala Seksi Surveilensi dan Imunisasi Dinas Kesehatan Kabupaten Teluk Bintuni, Berliana ditemui di SD YPKK Picetehi Sibena.
(REN)
http://news.metrotvnews.com/peristiwa/zNAwqL6k-menkes-kunjungi-rs-apung-di-teluk-bintuni
No comments:
Post a Comment