Dalam pertandingan yang dihelat di Lapangan Tenis Jakabaring Sport City, Palembang, Rabu, tersebut kedua pemain tampak berjuang dengan bersungguh-sungguh hingga pertandingan berlangsung dengan ketat.
"Dalam pertandingan tadi, meskipun cuacanya panas, saya coba yang terbaik satu per satu angka dan saya senang akhirnya bisa mendapat medali emas di sini karena ini adalah Asian Games pertama saya," kata Takahashi selepas melaksanakan tes doping.
Kendati harus menghadapi pertandingan yang ketat, Takahashi mengaku sudah membayangkan sebelumnya bahwa dia akan mendapatkan medali emas dalam Asian Games edisi pertamanya ini yang tak lepas dari pengaruh lapangan yang menurutnya sangat nyaman.
"Walau cuacanya panas, saya sudah membayangkan sebelumnya bisa dapat medali emas dalam pertandingan karena saya merasa nyaman di lapangan ini yang menurut saya berbeda antara di Jepang, China atau di manapun dan ini sangat baik bagi saya karena di lapangan ini saya bisa mengeluarkan kemampuan terbaik saya," ujar Takahashi.
Persembahan untuk Hiroshima
Mendapatkan medali pertama dalam Asian Games 2018, merupakan perasaan luar biasa bagi pemain berusia 21 tahun kelahiran kota Hiroshima tersebut.
Pasalnya, dengan dukungan puluhan orang Jepang di tribun penonton, Takahashi mengaku seolah mendapatkan tenaga tambahan selain dengan doa dari masyarakat di kampung halamannya, Hiroshima.
"Dapat emas ini di tengah dukungan orang-orang Jepan di lapangan saya sangat senang dan bangga. Karena di Hiroshima saya tahu banyak yang menyemangati saya namun tak dapat datang ke Indonesia," kata Takahashi.
"Dengan emas ini, saya ingin mengirimkan pesan terimakasih saya yang besar pada masyarakat di Hiroshima, orang tua dan keluarga, serta pelatih yang membentuk saya di soft tenis, tuan Nakamoto yang akan datang pada kompetisi beregu," ujarnya.
Dengan hasil ini, Takahashi berhasil mendapatkan medali emas cabang olahraga soft tenis nomor tunggal putri. Medali perak diperoleh oleh wakil Chinese Taipei Chuling Cheng.
Adapun medali perunggu, menjadi milik wakil China dan tuan rumah, Indonesia, yang masing-masing jatuh pada Yu Yuanyi dan Dwi Rahayu Pitri yang sama-sama terhenti di putaran semifinal.
Pewarta: Ricky Prayoga
Editor: AA Ariwibowo
COPYRIGHT © ANTARA 2018
No comments:
Post a Comment