Kepala UPT Pelatihan dan Sertifikasi Profesi Badan Pengembangan dan Pengelola Usaha ITS Arya Yudhi Wijaya usai penandatanganan nota kesepahaman (MoU) di Surabaya, Rabu mengatakan yang akan dilatih ITS adalah 289 ribu pelatih di level sekolah.
"Mereka yang ditunjuk jadi pelatih bisa dari guru atau industri dengan kompetensi tertentu. Nanti ada persyaratan administratif yang harus dipenuhi," katanya.
Nantinya pelatihan kepada pelatih ini akan dilakukan selama seminggu. Kemudian awal tahun 2019 akan dilakukan pembelajaran non-formal di sekolah oleh para pelatih.
SMA double track menyisipkan pendidikan vokasional untuk pendidikan non formal yang dilakukan melalui penyelenggaraan balai latihan kerja berstandar internasional.
Pada kesempatan yang sama, Kabid Pembinaan SMA Dindik Jatim Ety Prawesti menganggarkan Rp10 miliar untuk program SMA double track agar sasaran yang dijangkau lebih luas.
Hal ini selaras dengan antusiasme sekolah yang mengusulkan program tersebut, baik dari sekolah-sekolah di tengah kota maupun sekolah-sekolah pinggiran.
"Usulan programnya cukup tinggi, tapi kami tetap prioritaskan sekolah-sekolah di pinggiran. Khususnya sekolah yang lulusannya tercatat paling besar tidak melanjutkan ke perguruan tinggi," tuturnya.
Melalui program ini, lanjutnya, lulusan SMA diharapkan dapat memiliki keterampilan tambahan sekaligus sertifikasi program keahlian yang dikuasai. Semua akan difasilitasi pemerintah melalui program SMA double track.
"Dengan keterampilan tersebut lulusan SMA yang tidak melanjutkan ke perguruan tinggi sudah siap dengan keterampilannya untuk bekerja atau memulai wirausaha," ujarnya.*
Baca juga: ITS lepas tim Hydrone untuk berlaga ke Prancis
Baca juga: Begini kecanggihan motor listrik Gesits karya anak bangsa
Pewarta: Indra Setiawan
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
COPYRIGHT © ANTARA 2018
No comments:
Post a Comment