Pengamat Politik UGM Nyarwi Ahmad (tengah). Medcom.id/ Eko N
Jakarta: Proses pendaftaran capres dan cawapres di Komisi Pemilihan Umum (KPU) telah dibuka. Namun hingga kini belum ada satu calon pun yang mendaftarkan diri untuk kontestasi politik tahun depan.
Pengamat Politik UGM Nyarwi Ahmad menilai lambatnya pendaftaran tersebut karena masing-masing calon saling menunggu satu sama lain. Dia mengatakan baik Joko Widodo maupun Prabowo Subianto yang digadang-gadang akan maju kembali sebagai capres sama-sama belum menentukan cawapres yang akan digandeng.
"Jadi cawapres ini yang akan menentukan. Problemnya adalah masing-masing kubu ini saling menunggu, karena ini terkait siapa akan berpasangan dengan siapa, bisa memenangkan dengan cara apa," kata dia dalam diskusi di Sekretariat Samawi, Menteng, Jakarta Pusat, Minggu 5 Agustus 2018.
Menurut Nyarwi faktor elektoral dari para cawapres juga menentukan apakah capres bisa memenangkan kontestasi politik lima tahunan ini. Jangan sampai nantinya para capres salah menentukan pasangan yang justru bisa menurunkan elektabilitas capres tersebut.
"Pilihan terhadap cawapres harus pertama mempertimbangkan elektoral, kedua kemampuan (cawapres), serta ketiga kombinasi cawapres yang bisa menaikan elektabilitas. Tentu yang ketiga ini terkait siapa lawan yang akan dihadapi juga," ujar Nyarwi.
Dirinya mengatakan meski masing-masing capres telah menentukan arah koalisi namun nama cawapres masih 'abu-abu'. Kendati demikian dirinya yakin tokoh sentral dalam koalisi di masing-masing kubu tentu akan menentukan siapa sosok yang tepat untuk mendampingi para capres tersebut.
"Masing-masing ada dilema terkait cawapres, yang membedakan adalah kemampuan masing-masing pihak tokoh yang jadi center dan tidak diintervensi, istilahnya ini pembisiknya ini siapa yang menentukan. Ini yang kemudian akan menentukan bukan hanya personal saja," jelas dia.
(SCI)
No comments:
Post a Comment